Jumat, 25 Januari 2013

Perlunya Disiplin Lingkungan Demi Mencegah Banjir

SEBAGAI warga Ibu Kota, seharusnya kita sudah paham betul tentang kondisi Jakarta yang rawan banjir di kala musim penghujan. Sayangnya, warga Ibu Kota sendiri pun kurang peka dengan situasi Jakarta yang rentan terkena musibah banjir. Tumpukan sampah sering kita jumpai di setiap sudut jalan Ibu Kota, bahkan Jakarta tak ubahnya seperti tong sampah raksasa yang membuat masyarakatnya bisa membuang sampah di mana pun.
Kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan inilah yang membuat Jakarta makin mudah tenggelam di saat musim hujan. Kita bisa bercermin pada negara tetangga, Singapura, yang sukses mendisiplinkan warganya untuk hidup bersih.  Berbagai pembangunan fisik, seperti proyek Kanal Banjir Barat dan Timur pun sudah diupayakan, namun belum memberikan hasil yang maksimal. Alangkah lebih baik lagi, jika pemerintah bekerjasama dengan organisasi-organisasi pecinta lingkungan dari berbagai kalangan memberikan edukasi secara menyeluruh kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tetap hijau dan seimbang.

Program edukasi tersebut juga akan lebih efektif jika ditanamkan sejak dini, seperti pada anak-anak sekolah agar nantinya mereka sadar betul bahwa lingkungan yang sehat akan membuat mereka terhindar dari banjir. Selain itu, kurangnya daerah serapan air dan ruang terbuka hijau juga menjadi faktor pendukung datangnya banjir besar di Jakarta baru-baru ini. Pembangunan gedung-gedung pencakar langit serta mal-mal mewah membuat lahan hijau di Jakarta semakin berkurang. Padahal, jika kita perhatikan, mal-mal di Jakarta tidak semuanya ramai, hanya beberapa mal yang dipadati pengunjung. Anak-anak muda Jakarta, tentu membutuhkan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan sebagai sarana rekreasi dan berkumpul berbagai komunitas sehingga membuat mereka lebih kreatif lagi. Melihat masalah ini, sebaiknya Pemda bekerjasama dengan Pemerintah pusat segera membuat peraturan pengetatan izin mendirikan bangunan (IMB).

Jika kita lihat di daerah Puncak, Jawa Barat, banyak sekali daerah yang sebetulnya bisa menjadi daerah serapan air malah disulap menjadi vila-vila mewah. Dan yang lebih membuat kita prihatin ternyata vila-vila tersebut pun dimiliki oleh pejabat negara serta sosialita Tanah Air yang seharusnya menjadi panutan masyarakat lain. Tak hanya itu, masyarakat yang tinggal di bantaran kali Ciliwung juga harus dipindahkan. Memang tak mudah untuk memindahkan mereka, tapi Jakarta akan terus dikepung banjir jika kita diam saja membiarkan mereka tetap hidup di pinggir kali. Hal ini harus dilakukan, mengingat kondisi kali Ciliwung sendiri yang semakin lama semakin dangkal sehingga tak mampu lagi menampung debit air di saat musim hujan.

Pada intinya, kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat yang baik dan selaras cepat atau lambat bisa sedikit demi sedikit menyelesaikan masalah banjir. Akan menjadi sia-sia jika usaha pemerintah yang sudah membangun berbagai bendungan atau kanal demi mencegah banjir, tapi masyarakatnya malah tidak berusaha untuk menjaga lingkungan.

sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/01/25/367/751500/perlunya-disiplin-lingkungan-demi-mencegah-banjir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar