Minggu, 09 Juni 2013

LANGKAH AWAL UNTUK MEMULAI BISNIS ONLINE

Ketika ingin melakukan langkah awal untuk memulai bisnis online di internet biasanya orang menemukan kesulitan yang mana mereka tidak tahu harus memulai dari mana. Untuk itu harus mempunyai sebuah rencana. Selain rencana yang Anda pikirkan, Anda juga perlu mengetahui beberapa jenis bisnis online yang populer. Ini agar Anda bisa mengembangkan bisnis Anda supaya tidak terjebak pada bisnis yang sama ketika Anda ingin mencoba untuk bisnis yang lain.

Langkah awal: Yang harus Anda lakukan adalah memutuskan jenis bisnis apa yang Anda inginkan. Ini perlu Anda lakukan karena ini yang akan menentukan langkah Anda selanjutnya.

Langkah kedua: Menentukan nama bisnis Anda, karena ini merupakan identitas bisnis Anda maka beri nama sesuai dengan bisnis online yang ingin Anda jalankan. Siapkan domain dan hosting untuk web Anda, kemudian cari nama domain yang sesuai dengan bisnis Anda. Anda juga bisa mengawali bisnis Anda dengan memakai domain dan hosting gratis dengan cara mudah membuat blog di blogger.

Langkah ketiga: Isi web atau blog Anda dengan posting Artikel yang informatif kepada pelanggan Anda tentang produk barang atau jasa yang Anda kelola. Untuk itu Anda perlu juga mengetahui bagaimana cara memasarkan produk secara online lewat internet. Agar pelanggan Anda bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang bisnis online yang Anda jalankan maka sering-seringlah update artikel baru secara berkelanjutan.

Langkah keempat: Ini adalah langkah yang sangat penting, yaitu mendapatkan lalulintas ke webseite atau blog Anda. Karena mendapat lalulintas pengunjung yang mengarah ke blog Anda akan membuat blog Anda lebih dikenal. Untuk itu dapatkan trafik pengunjung sebanyak-banyaknya. Cara mudah meningkatkan trafik blog Anda yaitu dengan cara mengirimkan artikel Anda ke beberapa situs direktori dengan cara membuat link yang mengarah ke situs atau blog Anda. Dan tentunya masih banyak lagi cara untuk mendapatkan trafik pengunjung ke blog Anda.

sumber: http://www.nimbuzzin.com/2013/03/langkah-awal-untuk-memulai-bisnis-online.html

Lakukan 6 Hal Ini Sebelum Memulai Bisnis Clothing Line Sendiri

Jakarta - Industri fashion Indonesia sudah mulai mendapat perhatian dari negara lain beberapa tahun terakhir ini. Tak heran, bisnis ini pun menjamur dan banyak label busana baru bermunculan dari para desainer muda. Bagi Anda yang juga ingin berbisnis di industri fashion, simak enam hal yang harus diketahui sebelum mendirikan clothing line, seperti dirangkum All Women Stalk.

1. Buat Rencana dan Jalankan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memikirkan modal. Berapa besar modal awal dan darimana mendapatkannya. Hal ini juga akan membantu Anda fokus pada pengeluaran untuk produksi dan tidak mencampurkannya dengan pengeluaran pribadi. Setelahnya, buatlah rencana bisnis, seperti strategi pemasaran dan target market yang dituju. Dengan begitu, Anda pun bisa menganalisis kompetitor, merencanakan distribusi dan mengestimasi penjualan. Jika Anda ingin serius, konsultasikan masalah keuangan ini dengan ahlinya agar Anda semakin mahir nantinya.

2. Jadilah Spesialis
Meskipun banyak rencana yang ada dipikiran Anda, namun usahakan tetap fokus pada rencana awal. Jika Anda ingin membuat pakaian wanita misalnya, Anda pun harus fokus dan jadi spesialis gaya apa yang mendeskripsikan rancangan. Jika diawal ingin membuat gaun feminin, maka selanjutnya tetap buat gaun feminin yang elegan. Jika sudah stabil, Anda bisa mengembangkan bisnis namun tetap yang satu kesatuan. Misalnya saja merambah bisnis aksesori yang feminin sesuai dengan koleksi busana.

3. Berpikir Sebagai Seorang Pebisnis, Bukan Desainer
Desain mungkin sudah jadi passion Anda. Namun jika ingin bisnis sukses, Anda juga harus bisa berpikir layaknya seorang pebisnis. Mencari peluang, mengolah berbagai potensi, dan mencari keuntungan. Berbagai seminar bisnis dan manajemen juga bisa Anda ikuti untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan bisnis di dunia nyata.

4. Beli Material Secara Grosir
Salah satu pengeluaran terbesar datang dari pembelian bahan baju. Untuk itu, Anda harus pintar-pintar mencari tempat murah dan membelinya dalam partai besar sehingga harganya bisa lebih murah.

5. Kerjasama dengan Orang Lain
Anda tidak bisa melakukan bisnis ini sendirian. Dari mulai menjahit, promosi, produksi semuanya memerlukan bantuan orang lain. Bagi Anda yang baru mulai, rekrutlah teman-teman yang Anda percaya untuk membantu. Buatlah pembagian tugas, ada yang bertugas mengatur produksi, pemasaran, sedangkan Anda sendiri yang mengurus desain.

6. Profesional
Anggaplah diri Anda desainer profesional yang sudah siap memamerkan karya. Misalnya bisnis fashion online, buatlah katalog yang memudahkan konsumen Anda melihat koleksi. Rekrut teman sebagai model dan fotografer agar prosesnya lebih murah. Jika Anda memiliki modal yang cukup, tampilkan karya Anda di ajang pagelaran busana yang bergengsi. Dengan begitu, label Anda pun memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Memasarkan produk di sosial media, atau meng-endorse artis atau fashion blogger juga bisa dilakukan untuk mempromosikan label.

sumber : http://wolipop.detik.com/read/2013/04/12/173536/2219033/233/lakukan-6-hal-ini-sebelum-memulai-bisnis-clothing-line-sendiri

Yakinlah, Cobaan Dari Allah Sesuai Dengan Kemampuan Kita

“Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal: 73)
Bencana demi bencana datang silih berganti menyapa kita. Mulai dari banjir yang menerjang beberapa kota, kecelakaan transportasi darat, laut sampai udara dan beberapa musibah lain, seperti angin puting beliung, gempa dan tanah longsor, belum lagi musibah karena penyakit Demam berdarah, diare, busung lapar dsb. Astaghfirullah, hati manusia mana yang acuh melihat keadaan seperti itu?! Deraian airmata atau isak tangis entah karena kehilangan sanak saudara atau kehilangan harta benda atau karena penyakit yang sedang diderita. Dan keadaan seperti itu sangatlah berat jika dirasakan khususnya bagi wanita yang mempunyai beberapa peran, wanita sebagai ibu atau sebagai istri. Wanita yang mempunyai hati selembut kapas, penuh simpati, mudah terbawa suasana, dan mudah pula rapuh hatinya.
Siapa yang tak kenal hati wanita?! Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. Biasanya wanita mengekspresikan perasaan tersebut dengan menangis, entah menangis secara sembunyi-sembunyi ataupun menangis secara berlebihan, yaitu dengan menampak-nampakkan kepada setiap orang untuk menunjukkan betapa sedihnya ia. Namun jika tangisan tersebut berlebihan hingga mengeraskan suara dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)
“Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlepas diri dari wanita yang meratap ketika ditimpa musibah, mencukur rambut dan merobek-robek saku baju.”
Menangislah sewajarnya jika memang dengan menangis hati kita lebih lega, karena menangis adalah ciri seorang wanita. Menangis tidak selamanya termasuk bagian orang yang lemah dan tidak tegar, misalnya para shahabat seperti umar bin khaththab radhiyallahu’anhu pernah menangis jika mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menempatkan waktu yang sesuai untuk menangis itu yang terbaik. Musibah silih berganti, laksana bergantinya siang dan malam, hati yang kuatlah yang diperlukan untuk menepis kesedihan-kesedihan yang melanda. Dan hati yang kuat hanya ada bersama dengan iman yang kuat, rasa pasrah terhadap segala takdir-Nya.
Saudariku, mungkin diantara kita saat ini ada yang sedang mengalami musibah tersebut, mungkin keluarga kita atau handai taulan kita. Maka jadilah orang yang kuat dan dapat menguatkan orang di sekitar kita, serahkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta katakanlah “Innalillahi wa inna ilahi roji’un” “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Hal tersebut akan lebih baik untuk kita lakukan, dan telah dicontohkan oleh para salaf ketika mereka ditimpa musibah.
Dan janganlah menangis berlebihan bahkan hingga disertai menyakiti diri sendiri seperti memukul-mukul pipi sendiri atau mengatakan kata-kata yang kasar yang menunjukan rasa tidak suka dan tidak sabar atas musibah dan cobaan tersebut atau malah menyalah-nyalahkan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ada yang keterlaluan sampai mengakhiri hidupnya (bunuh diri), ia meyakini dapat menyudahi kesempitan yang sedang dialaminya di dunia akan tetapi sebenarnya malah membuka kesempitan yang lain yang justru ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah itu, laksana beralih dari pasir yang panas ke dalam bara api. Na’udzubillahi min dzalik. Mereka berpikir bahwa kematian dapat mengakhiri apa yang mereka tidak sukai, menghindar dari masalah, dan bersikap sebagaimana pengecut. Namun sebenarnya ia akan dihadapkan masalah yang lebih berat dan ia takkan mungkin bisa bunuh diri lagi untuk melarikan diri. Ternyata pikiran sempit mereka dapat menyulitkan mereka sendiri bahkan kesulitan yang paling sulit.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampari pipi, merobek-robek saku dan berseru-seru dengan seruan jahiliyyah.” (Muttafaqun ilaihi)
Saudariku di setiap perjalanan hidup kita tak lekang dari musibah dan cobaan, baik dengan kehilangan orang yang kita sayangi, kehilangan harta yang telah kita kumpulkan, atau penyakit yang telah kita derita. Sebagai mukmin yang cerdas hendaknya kita mengambil kesempatan untuk meraup pahala dari setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dan hendaknya kita bisa memetik hikmah di setiap musibah dan cobaan. Wallohu a’lam bishowab.

sumber : http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/30832-yakinlah-cobaan-dari-allah-sesuai-dengan-kemampuan-kita.html

Macam macam umpan balik

Umpan-balik atau suap-balik (feedback) adalah suatu proses di mana sebagian darioutput (keluaran) di-loloh-balik-kan ke bagian input (masukan). Hal ini sering dipakai untuk pengendalian suatu sistem yang bersifat dinamis sehingga sistem tersebut dapat diatur untuk mencapai keadaan yang stabil yang diinginkan. Beberapa contohnya dapat dijumpai pada sistem kompleks yang dipakai di bidang teknikinstrumentasielektronika,termodinamikabiologiarsitektur, maupun ekonomi, dan lain lain.
Contoh konkrit dari sistem kendali dengan loloh-balik ini adalah stir mobil pada saat kita mengendarai/menyetir mobil kita. Jika di tengah jalan kita menjumpai bahwa mobil kita terlalu ke pinggir (dan takut akan menabrak orang), maka informasi ini kita pakai (di-feedback-kan ke input) untuk mengubah kedudukan stir mobil sehingga mobil akan berada pada posisi jalur yang benar (output yang kita inginkan).
1.            Feedback Positif – Feedback Negatif
Feedback positif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan perlawanan / pertentangan.
Contohnya : komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya.
Feedback negatif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif.
2. Feedback Netral – Feedback Zero
Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif.
3. Feedback Internal – Feedback Eksternal
Feedback Internal adalah yang menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka itu disebut feedback internal. Maksudnya, misalnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.
Feedback Eksternal adalah feedback yang munculnya berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi tengah berlangsung.

Perilaku Konsumen

Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1) proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990).
 Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.  Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan public.  Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai.
 Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. 
Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis

Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan bisnis. Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran ; pengorganisasian ide; membuat draf, merangkai kata / kalimat/ paragraph; dan merevisi.
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis, waktu tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan kemampuan, ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
Penentuan ide pokok untuk menemukan cara mencapai tujuan tertentu bisa dilakukan dengan brainstorming. Brainstorming dilakukan melalui beberapa cara : story teller tour, random list, CFR (Conclusion Finding Recommendation)Worksheet, question and answer chain, dan journalist approach.
Dalam seleksi saluran perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu tingkat kepentingan, formalitas, kompleksitas,kerahasian, emosi, biaya, dan harapan audiens.
Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran tulisan memiliki kelebihan yaitu lebih teratur karena komunikator sempat merencanakan dan mengendalikan isi pesan. Bentuknya adalahsurat, memo, dan proposal.Setelah Memperoleh gambaran mengenai berbagai macam bentuk saluran komunikasi baik formal maupun informal langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis, yang mencakup pesan yang tertulis maupun lisan.
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini akan menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis
Yang termasuk perencanaan pesan-pesan bisnis adalah :
1. Pemahaman Proses Komposisi
Penyusunan proses komposisi seperti halnya proses menciptakan lagu;merencanakan lagu, membuat aransemen dan menentukan musisinya hinnga melakukan revisi-revisi hingga lagu enak didengar. Begitu juga proses penyusunan pesan-pesan bisnis; perencanaan, pengorganisasian, dan revisi.
2. Perencanaan
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam perencanaan diantaranya maksud komunikasi, sasaran audiens, ide pokok, saluran yang digunakan.
3. Pengorganisasian
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan kata kalimat, dan paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sederhana, mudah dimengerti, dan dilaksanakan.
4. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan ditelaah kembali dari substansi pesan yang akan disampaikan,gayapenulisa, struktur kalimat, dan bagaimana tingkat pemahaman. Pengecekan dilakukan agar pesan tersampaikan sesuai perencanaan.
5. Penentuan Tujuan
Tahap pertama dalam merencanaka suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Untuk dapat melakukan hal itu, pertama anda harus menentukan tujuan yang jelas sesuai tujuan organisasi.
6. Mengapa tujuan harus jelas
Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
1.             keputusan untuk meneruskan pesan
2.             keputusan untuk menanggapi audiens
3.             keputusan untuk memusatkan isi pesan
7. Tujuan komuikasi bisnis.
Secara umum ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu : memberi informasi, persuasi, dan melakukan kolaborasi
8. Cara menguji tujuan
Untuk menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan tersebut sudah baik atau belum perlu pengujian dengan empat pertanyaan berikut.
1.             apakah tujuan tersebut realistik
2.             apakah waktunya tepat
3.             apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat
4.             apakah tujuannya selaras dengan tujuan orgsnisasi perusahaan
9. Analisis Audiens
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi.
1. Cara mengembangkan profil audiens.
Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang – gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami kesulitan karena audiens adalah orang – orang yang sudah dikenal, akantetapi akan menjadi sulit bila belum.dalam kasus ini komunikator perku melakkukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
1.             menentukan ukuran serta komposisi audiens
2.             siapa audiens
3.             reaksi audiens
4.             tingkat pemahaman audiens
5.             hubungan komunikator dengan audiens
2. Cara memuaskan audiens akan kebutuhan informasi
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan kebutuhan informasi audiens dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan lima tahap di bawah ini ;
1.             cari apa yang diingikan oleh audiens
2.             antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
3.             berikan semua informasi yang diperlukan
4.             pastikan bahwa informasinya akurat
5.             tekankan ide – ide yang menarik bagi audiens
3. Cara memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Ada kecenderungan bahwa audiens tidak mau mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang lebih baru. Cara mengatasinya adalah dngfan mengatur pesan – pesan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapa deliakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat rasional. Meskipun pendekatan argumentasi merupakan cara yang baik, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosi.
10. Penentuan Ide Pokok
Setelah menganalisis tujuan dan audiens delanjutnya adalah menentuka cara mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok yaitu ide pokok.
Sebelum menentukan ide pokok hal – hal penting yang harus diidentifikasikan terlebih dahulu :
1. Teknik Curah Pendapat
beberapa teknik curah pendapat yang dapat digunakan antara lain :
1.             storyteller’s tour
2.             random list
3.             cfr (conclusions findings recomendation) worksheet
4.             journalist approach
5.                  quetion and answer approach
2. Pembatasan Cakupan
Penyajian informasi rutin terhadap audiens hendaknya menggunakan kata – kata yang singkat. Ide pokok dari pesan – pesan disesuaikan dengan waktu yang tersedia sehingga poin yang penting tidak terabaikan selain itu ide pokok yang disampaikan harus mudayh dimengerti dan diterima oleh audiens.
11. Seleksi saluran dan media
Ide pokok dari pesan – pesan bisnis dapat disampaikan melalui dua saluran yaitu saluran lisan atau oral atau tertulis.
1. Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan adalah kemampuan memberikan feedback dengan segera. Kelebihan lain adalah sifatnya yang ekonomis. Pendekatan lisan juga bermanfaat apabila yang disajikan adalah informasi kontroversial karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka.
2. Komunikasi Tertulis
Salah satu kelebihan komunikasi tertulis adalah peneulis mempunyai keempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan – pesan mereka. Suatu format tulisan diperlukan jika informasi disampaikan kompleks dan dibutuhkan catatan permanan untuk referensi.
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penyusunan pesan-pesan bisnis terdiri atas tiga hal yaitu perencanaan, komposisi, dan revisi. Langkah lain dalam penyusunan pesan-pesan bisnis adalah dengan menentukan ide pokoknya. Ide pokok merupakan rangkuman pesan-pesan yang disampaikan. Selain itu dalam merencanakan pesan-pesan bisnis perlu juga dilakukan pemilihan saluran komunikasi yang akan digunakan.

Revisi Pesan-Pesan Bisnis

A. Keterampilan Merevisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan –pesan bisnis secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu di edit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya , gaya penyampaiannya, maupun format penulisannya.
B. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan
Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian , dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu pesan – pesan bisnis yang mencakup antara lain:
•Susunan kalimat yang di gunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada , sehingga mudah di pahami dengan baik.
•Penggunaan kapitalisasi secara tepat ( perhatikan kata – kata yang harus di tulis dengan huruf kapital)
•Penulisan tanda baca secara benar ( perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik koma, tanda tanya , dan tanda seru).
•Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat di pahami dengan mudah.
•Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yang telah disampaikan. 
C. Mengedit Format dan Layout
Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalah mengedit format dan layout secara keseluruhan. Disamping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan – kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh di abaikan begitu saja. Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang di gunakan berkualitas baik, audiens Anda akan senang membacanya.
•2. Pesan – Pesan Bisnis Lisan
Sebagaimana pesan – pesan bisnis yang di sampaikan secara tertulis, pesan – pesan bisnis yang disampaikan dalam bentuk lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing) seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat di pahami audiens dengan baik.
Oleh karena itu, meskipun penyampaian pesan – pesan bisnis yang di lakukan secara lisan, tetap perlu di lakukan kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain:
•a. Substansi pesan
Langkah pertama dan utama dalam melakukan pengeditan (editing) pesan – pesan bisnis adalah mengedit substansi pesan yang akan di sampaikan pada audiens.
•b. Pengorganisasian Pesan
Pengorganisasian pesan – pesan bisnis yang akan di sampaikan secara lisan mencakup tiga poin penting yaitu;
•Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
•Penyampaian substansi pesan ( misalnya, pengantar pesan di lanjutkan dengan substansi pesan).
•Penutup ( misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
•c. Gaya Bahasa
Pada umumnya, penulisan pesan – pesan bisnis yang akan disampaikan secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau garis besarnya saja, sedangkan penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat disampaikan pada saat melakukan presentasi.
Gaya bahasa yang di gunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak menonton. Disamping itu, melalui penyajian secara lisan penerimaan pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan penyampaian pesan – pesan secara langsung, pesan – pesan non verbal yang di dukung dengan tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel, dalam format animasi yang dinamis.
B. PEMILIHAN KATA YANG TEPAT
Pemilihan kata adalah penggunaan kata – kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat yang di sampaikan kepada orang lain dengan mudah dapat di mengerti, anda harus dapat memilih kata – kata dengan sebaik – baiknya. Agar maksud komunikasi dapat tercapai, perlu beberapa hal berikut:
1. Pilihlah kata yang sudah familier/ dikenal
Dalam menyampaikan sesuatu harus menggunakan bahasa yang mudah, agar mudah di mengerti oleh audiens.
2. Pilihlah kata-kata yang singkat
Agar pesan-pesan bisnis lebih efisien, juga mudah dipahami audiens, tetapi harus tetap memperhatikan kaidah yang benar & baik.
3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Agar tidak terjadi salah tafsir. Akibatnya tidak tercapainya tujuan dari pesan_pesan tersebut
C. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat & baik.
1. Secara umum, ada tiga jenis kalimat yaitu:
A. Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen.
C. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
2. Cara Mengembangkan Paragraf
Ada 2 pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru di diikuti dengan alasan-alasannya.  Cara-cara mengembangkan paragraf:
a. Ilustrasi
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
c. Pembahasan Sebab-Akibat
d. Klasifikasi
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
a.Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
b. Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas

 Sumber : http://rodhiahkombis.blogspot.com/2012/04/bab-7-revisi-pesan-pesan-bisnis.html

Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis

A.  Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para bawahannya, kadang kala tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Tidak terorganisasinya pesan dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.    Bertele-tele, dengan kata lain pesan-pesan awal terlalu bertele-tele, sehingga pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan.
2.    Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan, adanya informasi yang tidak relevan akan membuang waktu dan juga dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas serta sulit dipahami.
3.    Menyajikan ide-ide secara tidak logis, hal ini akan menyebabkan audiens sulit untuk memahami poin-poin penting yang disampaikan, sehingga komunikasi akan tidak lancar.
4.    Informasi penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan, karena asyik membahas hal-hal yang hanya bersifat pendukung saja, poin-poin yang seharusnya memperoleh porsi bahasan lebih besar menjadi terabaikan.
B.                 Pentingnya Pengorganisasian yang Baik
Dengan mengatur ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang tersampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan informasi, motivasi maupun praktis bagi audiens. Mengorganisasi pesan secara baik adalah suatu tantangan bagi komunikator.
Untuk dapat mengorganisasi pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.    Subjek dan tujuan harus jelas.
b.    Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
c.     Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d.    Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan mempermudah pekerjaan komunikator.
C.  Pengorganisasian Pesan-pesan Melalui Outline
1.    Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-ide
Apabila menyusun pesan yang panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan. Outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Susunan outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok:
a.    Mulailah dengan ide pokok
       Ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu      pesan.
b.    Nyatakan poin-poin pendukung yang penting
       Poin-poin pendukung akan memperkuat tentang ide-ide pokok yang kita tentukan.
c.     Ilustrasi dengan bukti-bukti
        Memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil         dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang disajikan, outine yang dibuat akan menjadi semakin baik.
2.        Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:
a.    Pendekatan Langsung (deduktif)
Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya.
b.    Pendekatan Tidak Langsung (induktif)
Bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (me
mo dan surat), maupun pesan formal (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk memilih diantara kedua alternatif, harus dianalisis terlebih dahulu bagaimana reaksi audiens terhadap maksud atau tujuan dan pesan-pesan yang akan disampaikan.
Setelah dianalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan
umum, maka dapat dipilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:
a.    Direct Request
Direct request dapat berupa surat maupun memo. Bila para audiens akan menjadi tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan permintaan langsung (direct request). Oleh karena itu, permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang dituju.
b.    Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill
Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan pendekatan langsung.
c.                  Pesan-pesan Bad News
Pendekatan yang diterapkan pada pesan bad news adalah pendekatan tidak langsung. Jika mempunyai berita yang kurang menyenangkan, sebaiknya ditempatkan pada bagian pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus.
d.    Pesan-pesan Persuasif
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, dapat digunakan dengan cara yang tidak langsung. Sehingga perlu membuka pikiran audiens dengan melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
Secara umum, mengorganisasi laporan dan presentasi secara analitis yang didesain kearah suatu kesimpulan tertentu, lebih sulit. Manakala tujuannya adalah untuk melakukan kolaborasi dengan audiens di dalam memecahkan suatu masalah atau melakukan persuasi untuk suatu tindakan tertentu, harus dipilih suatu rencana organisasional yang memberikan argumen secara logis.