Ketika ingin melakukan langkah awal untuk memulai bisnis online
di internet biasanya orang menemukan kesulitan yang mana mereka tidak
tahu harus memulai dari mana. Untuk itu harus mempunyai sebuah rencana.
Selain rencana yang Anda pikirkan, Anda juga perlu mengetahui beberapa
jenis bisnis online yang populer.
Ini agar Anda bisa mengembangkan bisnis Anda supaya tidak terjebak pada
bisnis yang sama ketika Anda ingin mencoba untuk bisnis yang lain.
Langkah awal: Yang harus Anda lakukan adalah memutuskan jenis
bisnis apa yang Anda inginkan. Ini perlu Anda lakukan karena ini yang
akan menentukan langkah Anda selanjutnya.
Langkah kedua: Menentukan nama bisnis Anda, karena ini merupakan
identitas bisnis Anda maka beri nama sesuai dengan bisnis online yang
ingin Anda jalankan. Siapkan domain dan hosting untuk web Anda, kemudian
cari nama domain yang sesuai dengan bisnis Anda. Anda juga bisa
mengawali bisnis Anda dengan memakai domain dan hosting gratis dengan cara mudah membuat blog di blogger.
Langkah ketiga: Isi web atau blog Anda dengan posting Artikel
yang informatif kepada pelanggan Anda tentang produk barang atau jasa
yang Anda kelola. Untuk itu Anda perlu juga mengetahui bagaimana cara memasarkan produk secara online lewat internet.
Agar pelanggan Anda bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak
tentang bisnis online yang Anda jalankan maka sering-seringlah update
artikel baru secara berkelanjutan.
Langkah keempat: Ini adalah langkah yang sangat penting, yaitu
mendapatkan lalulintas ke webseite atau blog Anda. Karena mendapat
lalulintas pengunjung yang mengarah ke blog Anda akan membuat blog Anda
lebih dikenal. Untuk itu dapatkan trafik pengunjung sebanyak-banyaknya. Cara mudah meningkatkan trafik blog Anda yaitu dengan cara mengirimkan artikel Anda ke beberapa situs direktori dengan cara membuat link yang mengarah ke situs atau blog Anda. Dan tentunya masih banyak lagi cara untuk mendapatkan trafik pengunjung ke blog Anda.
sumber: http://www.nimbuzzin.com/2013/03/langkah-awal-untuk-memulai-bisnis-online.html
Minggu, 09 Juni 2013
Lakukan 6 Hal Ini Sebelum Memulai Bisnis Clothing Line Sendiri
Jakarta - Industri fashion Indonesia sudah mulai
mendapat perhatian dari negara lain beberapa tahun terakhir ini. Tak
heran, bisnis ini pun menjamur dan banyak label busana baru bermunculan
dari para desainer muda. Bagi Anda yang juga ingin berbisnis di industri
fashion, simak enam hal yang harus diketahui sebelum mendirikan
clothing line, seperti dirangkum All Women Stalk.
1. Buat Rencana dan Jalankan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memikirkan modal. Berapa besar modal awal dan darimana mendapatkannya. Hal ini juga akan membantu Anda fokus pada pengeluaran untuk produksi dan tidak mencampurkannya dengan pengeluaran pribadi. Setelahnya, buatlah rencana bisnis, seperti strategi pemasaran dan target market yang dituju. Dengan begitu, Anda pun bisa menganalisis kompetitor, merencanakan distribusi dan mengestimasi penjualan. Jika Anda ingin serius, konsultasikan masalah keuangan ini dengan ahlinya agar Anda semakin mahir nantinya.
2. Jadilah Spesialis
Meskipun banyak rencana yang ada dipikiran Anda, namun usahakan tetap fokus pada rencana awal. Jika Anda ingin membuat pakaian wanita misalnya, Anda pun harus fokus dan jadi spesialis gaya apa yang mendeskripsikan rancangan. Jika diawal ingin membuat gaun feminin, maka selanjutnya tetap buat gaun feminin yang elegan. Jika sudah stabil, Anda bisa mengembangkan bisnis namun tetap yang satu kesatuan. Misalnya saja merambah bisnis aksesori yang feminin sesuai dengan koleksi busana.
3. Berpikir Sebagai Seorang Pebisnis, Bukan Desainer
Desain mungkin sudah jadi passion Anda. Namun jika ingin bisnis sukses, Anda juga harus bisa berpikir layaknya seorang pebisnis. Mencari peluang, mengolah berbagai potensi, dan mencari keuntungan. Berbagai seminar bisnis dan manajemen juga bisa Anda ikuti untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan bisnis di dunia nyata.
4. Beli Material Secara Grosir
Salah satu pengeluaran terbesar datang dari pembelian bahan baju. Untuk itu, Anda harus pintar-pintar mencari tempat murah dan membelinya dalam partai besar sehingga harganya bisa lebih murah.
5. Kerjasama dengan Orang Lain
Anda tidak bisa melakukan bisnis ini sendirian. Dari mulai menjahit, promosi, produksi semuanya memerlukan bantuan orang lain. Bagi Anda yang baru mulai, rekrutlah teman-teman yang Anda percaya untuk membantu. Buatlah pembagian tugas, ada yang bertugas mengatur produksi, pemasaran, sedangkan Anda sendiri yang mengurus desain.
6. Profesional
Anggaplah diri Anda desainer profesional yang sudah siap memamerkan karya. Misalnya bisnis fashion online, buatlah katalog yang memudahkan konsumen Anda melihat koleksi. Rekrut teman sebagai model dan fotografer agar prosesnya lebih murah. Jika Anda memiliki modal yang cukup, tampilkan karya Anda di ajang pagelaran busana yang bergengsi. Dengan begitu, label Anda pun memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Memasarkan produk di sosial media, atau meng-endorse artis atau fashion blogger juga bisa dilakukan untuk mempromosikan label.
sumber : http://wolipop.detik.com/read/2013/04/12/173536/2219033/233/lakukan-6-hal-ini-sebelum-memulai-bisnis-clothing-line-sendiri
1. Buat Rencana dan Jalankan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memikirkan modal. Berapa besar modal awal dan darimana mendapatkannya. Hal ini juga akan membantu Anda fokus pada pengeluaran untuk produksi dan tidak mencampurkannya dengan pengeluaran pribadi. Setelahnya, buatlah rencana bisnis, seperti strategi pemasaran dan target market yang dituju. Dengan begitu, Anda pun bisa menganalisis kompetitor, merencanakan distribusi dan mengestimasi penjualan. Jika Anda ingin serius, konsultasikan masalah keuangan ini dengan ahlinya agar Anda semakin mahir nantinya.
2. Jadilah Spesialis
Meskipun banyak rencana yang ada dipikiran Anda, namun usahakan tetap fokus pada rencana awal. Jika Anda ingin membuat pakaian wanita misalnya, Anda pun harus fokus dan jadi spesialis gaya apa yang mendeskripsikan rancangan. Jika diawal ingin membuat gaun feminin, maka selanjutnya tetap buat gaun feminin yang elegan. Jika sudah stabil, Anda bisa mengembangkan bisnis namun tetap yang satu kesatuan. Misalnya saja merambah bisnis aksesori yang feminin sesuai dengan koleksi busana.
3. Berpikir Sebagai Seorang Pebisnis, Bukan Desainer
Desain mungkin sudah jadi passion Anda. Namun jika ingin bisnis sukses, Anda juga harus bisa berpikir layaknya seorang pebisnis. Mencari peluang, mengolah berbagai potensi, dan mencari keuntungan. Berbagai seminar bisnis dan manajemen juga bisa Anda ikuti untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan bisnis di dunia nyata.
4. Beli Material Secara Grosir
Salah satu pengeluaran terbesar datang dari pembelian bahan baju. Untuk itu, Anda harus pintar-pintar mencari tempat murah dan membelinya dalam partai besar sehingga harganya bisa lebih murah.
5. Kerjasama dengan Orang Lain
Anda tidak bisa melakukan bisnis ini sendirian. Dari mulai menjahit, promosi, produksi semuanya memerlukan bantuan orang lain. Bagi Anda yang baru mulai, rekrutlah teman-teman yang Anda percaya untuk membantu. Buatlah pembagian tugas, ada yang bertugas mengatur produksi, pemasaran, sedangkan Anda sendiri yang mengurus desain.
6. Profesional
Anggaplah diri Anda desainer profesional yang sudah siap memamerkan karya. Misalnya bisnis fashion online, buatlah katalog yang memudahkan konsumen Anda melihat koleksi. Rekrut teman sebagai model dan fotografer agar prosesnya lebih murah. Jika Anda memiliki modal yang cukup, tampilkan karya Anda di ajang pagelaran busana yang bergengsi. Dengan begitu, label Anda pun memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Memasarkan produk di sosial media, atau meng-endorse artis atau fashion blogger juga bisa dilakukan untuk mempromosikan label.
sumber : http://wolipop.detik.com/read/2013/04/12/173536/2219033/233/lakukan-6-hal-ini-sebelum-memulai-bisnis-clothing-line-sendiri
Yakinlah, Cobaan Dari Allah Sesuai Dengan Kemampuan Kita
“Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi
dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal: 73)
Bencana demi bencana datang silih berganti menyapa kita. Mulai dari banjir yang menerjang beberapa kota, kecelakaan transportasi darat, laut sampai udara dan beberapa musibah lain, seperti angin puting beliung, gempa dan tanah longsor, belum lagi musibah karena penyakit Demam berdarah, diare, busung lapar dsb. Astaghfirullah, hati manusia mana yang acuh melihat keadaan seperti itu?! Deraian airmata atau isak tangis entah karena kehilangan sanak saudara atau kehilangan harta benda atau karena penyakit yang sedang diderita. Dan keadaan seperti itu sangatlah berat jika dirasakan khususnya bagi wanita yang mempunyai beberapa peran, wanita sebagai ibu atau sebagai istri. Wanita yang mempunyai hati selembut kapas, penuh simpati, mudah terbawa suasana, dan mudah pula rapuh hatinya.
Siapa yang tak kenal hati wanita?! Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. Biasanya wanita mengekspresikan perasaan tersebut dengan menangis, entah menangis secara sembunyi-sembunyi ataupun menangis secara berlebihan, yaitu dengan menampak-nampakkan kepada setiap orang untuk menunjukkan betapa sedihnya ia. Namun jika tangisan tersebut berlebihan hingga mengeraskan suara dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)
“Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlepas diri dari wanita yang meratap ketika ditimpa musibah, mencukur rambut dan merobek-robek saku baju.”
Menangislah sewajarnya jika memang dengan menangis hati kita lebih lega, karena menangis adalah ciri seorang wanita. Menangis tidak selamanya termasuk bagian orang yang lemah dan tidak tegar, misalnya para shahabat seperti umar bin khaththab radhiyallahu’anhu pernah menangis jika mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menempatkan waktu yang sesuai untuk menangis itu yang terbaik. Musibah silih berganti, laksana bergantinya siang dan malam, hati yang kuatlah yang diperlukan untuk menepis kesedihan-kesedihan yang melanda. Dan hati yang kuat hanya ada bersama dengan iman yang kuat, rasa pasrah terhadap segala takdir-Nya.
Saudariku, mungkin diantara kita saat ini ada yang sedang mengalami musibah tersebut, mungkin keluarga kita atau handai taulan kita. Maka jadilah orang yang kuat dan dapat menguatkan orang di sekitar kita, serahkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta katakanlah “Innalillahi wa inna ilahi roji’un” “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Hal tersebut akan lebih baik untuk kita lakukan, dan telah dicontohkan oleh para salaf ketika mereka ditimpa musibah.
Dan janganlah menangis berlebihan bahkan hingga disertai menyakiti diri sendiri seperti memukul-mukul pipi sendiri atau mengatakan kata-kata yang kasar yang menunjukan rasa tidak suka dan tidak sabar atas musibah dan cobaan tersebut atau malah menyalah-nyalahkan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ada yang keterlaluan sampai mengakhiri hidupnya (bunuh diri), ia meyakini dapat menyudahi kesempitan yang sedang dialaminya di dunia akan tetapi sebenarnya malah membuka kesempitan yang lain yang justru ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah itu, laksana beralih dari pasir yang panas ke dalam bara api. Na’udzubillahi min dzalik. Mereka berpikir bahwa kematian dapat mengakhiri apa yang mereka tidak sukai, menghindar dari masalah, dan bersikap sebagaimana pengecut. Namun sebenarnya ia akan dihadapkan masalah yang lebih berat dan ia takkan mungkin bisa bunuh diri lagi untuk melarikan diri. Ternyata pikiran sempit mereka dapat menyulitkan mereka sendiri bahkan kesulitan yang paling sulit.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampari pipi, merobek-robek saku dan berseru-seru dengan seruan jahiliyyah.” (Muttafaqun ilaihi)
Saudariku di setiap perjalanan hidup kita tak lekang dari musibah dan cobaan, baik dengan kehilangan orang yang kita sayangi, kehilangan harta yang telah kita kumpulkan, atau penyakit yang telah kita derita. Sebagai mukmin yang cerdas hendaknya kita mengambil kesempatan untuk meraup pahala dari setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dan hendaknya kita bisa memetik hikmah di setiap musibah dan cobaan. Wallohu a’lam bishowab.
sumber : http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/30832-yakinlah-cobaan-dari-allah-sesuai-dengan-kemampuan-kita.html
Bencana demi bencana datang silih berganti menyapa kita. Mulai dari banjir yang menerjang beberapa kota, kecelakaan transportasi darat, laut sampai udara dan beberapa musibah lain, seperti angin puting beliung, gempa dan tanah longsor, belum lagi musibah karena penyakit Demam berdarah, diare, busung lapar dsb. Astaghfirullah, hati manusia mana yang acuh melihat keadaan seperti itu?! Deraian airmata atau isak tangis entah karena kehilangan sanak saudara atau kehilangan harta benda atau karena penyakit yang sedang diderita. Dan keadaan seperti itu sangatlah berat jika dirasakan khususnya bagi wanita yang mempunyai beberapa peran, wanita sebagai ibu atau sebagai istri. Wanita yang mempunyai hati selembut kapas, penuh simpati, mudah terbawa suasana, dan mudah pula rapuh hatinya.
Siapa yang tak kenal hati wanita?! Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. Biasanya wanita mengekspresikan perasaan tersebut dengan menangis, entah menangis secara sembunyi-sembunyi ataupun menangis secara berlebihan, yaitu dengan menampak-nampakkan kepada setiap orang untuk menunjukkan betapa sedihnya ia. Namun jika tangisan tersebut berlebihan hingga mengeraskan suara dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)
“Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlepas diri dari wanita yang meratap ketika ditimpa musibah, mencukur rambut dan merobek-robek saku baju.”
Menangislah sewajarnya jika memang dengan menangis hati kita lebih lega, karena menangis adalah ciri seorang wanita. Menangis tidak selamanya termasuk bagian orang yang lemah dan tidak tegar, misalnya para shahabat seperti umar bin khaththab radhiyallahu’anhu pernah menangis jika mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menempatkan waktu yang sesuai untuk menangis itu yang terbaik. Musibah silih berganti, laksana bergantinya siang dan malam, hati yang kuatlah yang diperlukan untuk menepis kesedihan-kesedihan yang melanda. Dan hati yang kuat hanya ada bersama dengan iman yang kuat, rasa pasrah terhadap segala takdir-Nya.
Saudariku, mungkin diantara kita saat ini ada yang sedang mengalami musibah tersebut, mungkin keluarga kita atau handai taulan kita. Maka jadilah orang yang kuat dan dapat menguatkan orang di sekitar kita, serahkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta katakanlah “Innalillahi wa inna ilahi roji’un” “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Hal tersebut akan lebih baik untuk kita lakukan, dan telah dicontohkan oleh para salaf ketika mereka ditimpa musibah.
Dan janganlah menangis berlebihan bahkan hingga disertai menyakiti diri sendiri seperti memukul-mukul pipi sendiri atau mengatakan kata-kata yang kasar yang menunjukan rasa tidak suka dan tidak sabar atas musibah dan cobaan tersebut atau malah menyalah-nyalahkan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ada yang keterlaluan sampai mengakhiri hidupnya (bunuh diri), ia meyakini dapat menyudahi kesempitan yang sedang dialaminya di dunia akan tetapi sebenarnya malah membuka kesempitan yang lain yang justru ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah itu, laksana beralih dari pasir yang panas ke dalam bara api. Na’udzubillahi min dzalik. Mereka berpikir bahwa kematian dapat mengakhiri apa yang mereka tidak sukai, menghindar dari masalah, dan bersikap sebagaimana pengecut. Namun sebenarnya ia akan dihadapkan masalah yang lebih berat dan ia takkan mungkin bisa bunuh diri lagi untuk melarikan diri. Ternyata pikiran sempit mereka dapat menyulitkan mereka sendiri bahkan kesulitan yang paling sulit.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampari pipi, merobek-robek saku dan berseru-seru dengan seruan jahiliyyah.” (Muttafaqun ilaihi)
Saudariku di setiap perjalanan hidup kita tak lekang dari musibah dan cobaan, baik dengan kehilangan orang yang kita sayangi, kehilangan harta yang telah kita kumpulkan, atau penyakit yang telah kita derita. Sebagai mukmin yang cerdas hendaknya kita mengambil kesempatan untuk meraup pahala dari setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dan hendaknya kita bisa memetik hikmah di setiap musibah dan cobaan. Wallohu a’lam bishowab.
sumber : http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/30832-yakinlah-cobaan-dari-allah-sesuai-dengan-kemampuan-kita.html
Macam macam umpan balik
Umpan-balik atau suap-balik (feedback) adalah
suatu proses di mana sebagian darioutput (keluaran) di-loloh-balik-kan ke bagian input (masukan).
Hal ini sering dipakai untuk pengendalian suatu sistem yang bersifat dinamis
sehingga sistem tersebut dapat diatur untuk mencapai keadaan yang stabil yang
diinginkan. Beberapa contohnya dapat dijumpai pada sistem kompleks yang dipakai
di bidang teknik, instrumentasi, elektronika,termodinamika, biologi, arsitektur, maupun ekonomi, dan lain lain.
Contoh konkrit dari sistem kendali dengan loloh-balik ini
adalah stir mobil pada saat kita mengendarai/menyetir
mobil kita. Jika di tengah jalan kita menjumpai bahwa mobil kita terlalu ke
pinggir (dan takut akan menabrak orang), maka informasi ini kita pakai (di-feedback-kan
ke input) untuk mengubah kedudukan stir mobil sehingga mobil akan berada pada
posisi jalur yang benar (output yang kita inginkan).
1.
Feedback Positif – Feedback Negatif
Feedback positif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan
oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau
bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan
tidak menunjukkan perlawanan / pertentangan.
Contohnya : komunikan mengangguk-angguk,
memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya.
Feedback negatif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan
oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memiliki sikap serta perilaku
yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara
penyampaian, atau bahkan diri sang komunikator. Segalanya sesuatu yang
merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif.
2. Feedback Netral – Feedback Zero
Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk
dinilai sebagai isyarat / gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif.
Dengan kata lain feedback netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya;
apakah itu positif atau negatif.
3. Feedback Internal – Feedback Eksternal
Feedback Internal adalah yang menunjukkan sumber dari
isyarat / gejala yang menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri
komunikator, maka itu disebut feedback internal. Maksudnya, misalnya ketika
komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan
meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan
sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.
Feedback Eksternal adalah feedback yang munculnya berasal
dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan
ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang
muncul ketika komunikasi tengah berlangsung.
Perilaku Konsumen
Pemahaman mengenai
perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al.
(1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti
perilaku konsumen, yaitu: (1) proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik
yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan
jasa ekonomis (Swastha, 1990).
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas
dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang
sebuah strategi
pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat
perusahaan memberikan diskon untuk
menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat
keputusan membuat kebijakan public. Misalnya dengan mengetahui bahwa
konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan
harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam
hal pemasaran sosial (social
marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap
konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih
cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam
pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya
agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar
tersebut.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses
mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir.
Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek
tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan
apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau
negatif, disukai atau tidak disukai.
Merencanakan berarti menentukan
bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih
berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan
alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang terjadi
dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk
menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari
pengalaman yang dialami konsumen.
Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi
menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran
dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi
tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem
kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya.
Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam
beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah
produk.
Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan
bisnis. Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide,
saluran ; pengorganisasian ide; membuat draf, merangkai kata / kalimat/
paragraph; dan merevisi.
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan
realistis, waktu tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah
sesuai dengan kemampuan, ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan
organisasi.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
Penentuan ide pokok untuk menemukan cara mencapai tujuan tertentu
bisa dilakukan dengan brainstorming. Brainstorming dilakukan melalui beberapa
cara : story teller tour, random list, CFR (Conclusion Finding
Recommendation)Worksheet, question and answer chain, dan journalist approach.
Dalam seleksi saluran perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
tingkat kepentingan, formalitas, kompleksitas,kerahasian, emosi, biaya, dan harapan
audiens.
Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran tulisan memiliki kelebihan yaitu lebih teratur karena
komunikator sempat merencanakan dan mengendalikan isi pesan. Bentuknya
adalahsurat, memo, dan proposal.Setelah Memperoleh gambaran mengenai berbagai
macam bentuk saluran komunikasi baik formal maupun informal langkah berikutnya adalah
melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis, yang mencakup pesan yang tertulis
maupun lisan.
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian
tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana
dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini akan
menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada
perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis
Yang termasuk perencanaan pesan-pesan bisnis adalah :
1. Pemahaman Proses Komposisi
Penyusunan proses komposisi seperti halnya proses menciptakan
lagu;merencanakan lagu, membuat aransemen dan menentukan musisinya hinnga
melakukan revisi-revisi hingga lagu enak didengar. Begitu juga proses
penyusunan pesan-pesan bisnis; perencanaan, pengorganisasian, dan revisi.
2. Perencanaan
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam perencanaan diantaranya
maksud komunikasi, sasaran audiens, ide pokok, saluran yang digunakan.
3. Pengorganisasian
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan kata
kalimat, dan paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf
yang sederhana, mudah dimengerti, dan dilaksanakan.
4. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan ditelaah kembali dari substansi pesan
yang akan disampaikan,gayapenulisa, struktur kalimat, dan bagaimana tingkat
pemahaman. Pengecekan dilakukan agar pesan tersampaikan sesuai perencanaan.
5. Penentuan Tujuan
Tahap pertama dalam merencanaka suatu pesan bisnis adalah
memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Untuk dapat melakukan hal itu,
pertama anda harus menentukan tujuan yang jelas sesuai tujuan organisasi.
6. Mengapa tujuan harus jelas
Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat
membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
1.
keputusan untuk
meneruskan pesan
2.
keputusan untuk
menanggapi audiens
3.
keputusan untuk
memusatkan isi pesan
7. Tujuan komuikasi bisnis.
Secara umum ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu : memberi
informasi, persuasi, dan melakukan kolaborasi
8. Cara menguji tujuan
Untuk menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan tersebut
sudah baik atau belum perlu pengujian dengan empat pertanyaan berikut.
1.
apakah tujuan tersebut
realistik
2.
apakah waktunya tepat
3.
apakah orang yang
mengirimkan pesan sudah tepat
4.
apakah tujuannya selaras
dengan tujuan orgsnisasi perusahaan
9. Analisis Audiens
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas,
langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi.
1. Cara mengembangkan profil audiens.
Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang –
gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami
kesulitan karena audiens adalah orang – orang yang sudah dikenal, akantetapi
akan menjadi sulit bila belum.dalam kasus ini komunikator perku melakkukan
investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
1.
menentukan ukuran serta
komposisi audiens
2.
siapa audiens
3.
reaksi audiens
4.
tingkat pemahaman
audiens
5.
hubungan komunikator
dengan audiens
2. Cara memuaskan audiens akan kebutuhan informasi
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan kebutuhan
informasi audiens dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan
lima tahap di bawah ini ;
1.
cari apa yang diingikan
oleh audiens
2.
antisipasi pertanyaan
yang tidak diungkapkan
3.
berikan semua informasi
yang diperlukan
4.
pastikan bahwa
informasinya akurat
5.
tekankan ide – ide yang
menarik bagi audiens
3. Cara memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Ada kecenderungan bahwa audiens tidak mau mengubah sesuatu yang
ada dengan hal yang lebih baru. Cara mengatasinya adalah dngfan mengatur pesan
– pesan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima audiens
dengan mudah. Pendekatan yang dapa deliakukan adalah dengan memberikan
argumentasi yang bersifat rasional. Meskipun pendekatan argumentasi merupakan
cara yang baik, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosi.
10. Penentuan Ide Pokok
Setelah menganalisis tujuan dan audiens delanjutnya adalah
menentuka cara mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan bisnis akan bermuara pada
satu tema pokok yaitu ide pokok.
Sebelum menentukan ide pokok hal – hal penting yang harus
diidentifikasikan terlebih dahulu :
1. Teknik Curah Pendapat
beberapa teknik curah pendapat yang dapat digunakan antara lain :
1.
storyteller’s tour
2.
random list
3.
cfr (conclusions
findings recomendation) worksheet
4.
journalist approach
5.
quetion and answer
approach
2. Pembatasan Cakupan
Penyajian informasi rutin terhadap audiens hendaknya menggunakan
kata – kata yang singkat. Ide pokok dari pesan – pesan disesuaikan dengan waktu
yang tersedia sehingga poin yang penting tidak terabaikan selain itu ide pokok
yang disampaikan harus mudayh dimengerti dan diterima oleh audiens.
11. Seleksi saluran dan media
Ide pokok dari pesan – pesan bisnis dapat disampaikan melalui dua
saluran yaitu saluran lisan atau oral atau tertulis.
1. Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan adalah kemampuan
memberikan feedback dengan segera. Kelebihan lain adalah sifatnya yang
ekonomis. Pendekatan lisan juga bermanfaat apabila yang disajikan adalah
informasi kontroversial karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat
mereka.
2. Komunikasi Tertulis
Salah satu kelebihan komunikasi tertulis adalah peneulis mempunyai
keempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan – pesan mereka. Suatu
format tulisan diperlukan jika informasi disampaikan kompleks dan dibutuhkan
catatan permanan untuk referensi.
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penyusunan pesan-pesan bisnis
terdiri atas tiga hal yaitu perencanaan, komposisi, dan revisi. Langkah lain
dalam penyusunan pesan-pesan bisnis adalah dengan menentukan ide pokoknya. Ide
pokok merupakan rangkuman pesan-pesan yang disampaikan. Selain itu dalam
merencanakan pesan-pesan bisnis perlu juga dilakukan pemilihan saluran komunikasi
yang akan digunakan.
Revisi Pesan-Pesan Bisnis
A. Keterampilan Merevisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam
mengembangkan pesan –pesan bisnis secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu di
edit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya , gaya penyampaiannya, maupun
format penulisannya.
B. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan
Setelah melakukan pengeditan isi,
pengorganisasian , dan gaya penulisannya, langkah
berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan
suatu pesan – pesan bisnis yang mencakup antara lain:
•Susunan kalimat yang di gunakan, apakah
sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada , sehingga mudah di pahami
dengan baik.
•Penggunaan kapitalisasi secara tepat (
perhatikan kata – kata yang harus di tulis dengan huruf kapital)
•Penulisan tanda baca secara benar (
perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik koma, tanda tanya , dan
tanda seru).
•Perhatikan makna keutuhan suatu
kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat di pahami dengan mudah.
•Perhatikan terjadinya pengulangan kata
yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat menghilangkan makna suatu
pesan – pesan bisnis yang telah disampaikan.
C. Mengedit Format dan Layout
Langkah terakhir dalam mengedit suatu
pesan bisnis adalah mengedit format dan layout secara keseluruhan. Disamping
melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan – kesalahan tulis,
dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh di abaikan begitu saja.
Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan,
dan kertas yang di gunakan berkualitas baik, audiens Anda akan senang
membacanya.
•2. Pesan – Pesan Bisnis Lisan
Sebagaimana pesan – pesan bisnis yang di
sampaikan secara tertulis, pesan – pesan bisnis yang disampaikan dalam bentuk
lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing)
seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat di pahami audiens dengan baik.
Oleh karena itu, meskipun penyampaian
pesan – pesan bisnis yang di lakukan secara lisan, tetap perlu di lakukan
kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain:
•a. Substansi pesan
Langkah pertama dan utama dalam
melakukan pengeditan (editing) pesan – pesan bisnis adalah mengedit substansi
pesan yang akan di sampaikan pada audiens.
•b. Pengorganisasian Pesan
Pengorganisasian pesan – pesan bisnis
yang akan di sampaikan secara lisan mencakup tiga poin penting yaitu;
•Pembuka (misalnya, salam pembuka,
perkenalan diri)
•Penyampaian substansi pesan ( misalnya,
pengantar pesan di lanjutkan dengan substansi pesan).
•Penutup ( misalnya: kesimpulan, saran,
rekomendasi, implikasi).
•c. Gaya Bahasa
Pada umumnya, penulisan pesan – pesan
bisnis yang akan disampaikan secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau
garis besarnya saja, sedangkan penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat
disampaikan pada saat melakukan presentasi.
Gaya bahasa yang di gunakan
dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis
daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai,
luwes, dan tidak menonton. Disamping itu, melalui penyajian secara lisan
penerimaan pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang
ditunjukkan dengan penyampaian pesan – pesan secara langsung, pesan – pesan non
verbal yang di dukung dengan tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel,
dalam format animasi yang dinamis.
B. PEMILIHAN KATA YANG TEPAT
Pemilihan kata adalah penggunaan kata –
kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar
pesan yang terkandung dalam kalimat yang di sampaikan kepada orang lain dengan
mudah dapat di mengerti, anda harus dapat memilih kata – kata dengan sebaik –
baiknya. Agar maksud komunikasi dapat tercapai, perlu beberapa hal berikut:
1. Pilihlah kata yang sudah familier/
dikenal
Dalam menyampaikan sesuatu harus
menggunakan bahasa yang mudah, agar mudah di mengerti oleh audiens.
2. Pilihlah kata-kata yang singkat
Agar pesan-pesan bisnis lebih efisien,
juga mudah dipahami audiens, tetapi harus tetap memperhatikan kaidah yang benar
& baik.
3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Agar tidak terjadi salah tafsir.
Akibatnya tidak tercapainya tujuan dari pesan_pesan tersebut
C. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat
yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat
& baik.
1. Secara umum, ada tiga jenis kalimat
yaitu:
A. Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki
sebuah subjek dan sebuah predikat.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih
klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen.
C. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa
independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
2. Cara Mengembangkan Paragraf
Ada 2 pendekatan untuk
mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif.
Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat
kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru di diikuti dengan
alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a. Ilustrasi
b. Perbandingan (Persamaan dan
Perbedaan)
c. Pembahasan Sebab-Akibat
d. Klasifikasi
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
a.Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat
digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau
gagasan umum.
b. Perbandingan (Persamaan &
Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan
cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan
pemikiran yang lain.
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas
terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf
bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan
menjadi lebih terarah atau terfokus.
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang
sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting
bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu
singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus
merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi,
kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan
yang lainnya, dan jelas
Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis
A. Hal-hal
yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik
Dalam suatu organisasi,
pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para bawahannya, kadang kala
tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Tidak terorganisasinya pesan dengan baik dapat disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bertele-tele,
dengan kata lain pesan-pesan awal terlalu bertele-tele, sehingga pembaca
memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan.
2. Memasukkan
bahan-bahan yang tidak relevan, adanya informasi yang tidak relevan akan
membuang waktu dan juga dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi tidak
jelas serta sulit dipahami.
3. Menyajikan
ide-ide secara tidak logis, hal ini akan menyebabkan audiens sulit untuk
memahami poin-poin penting yang disampaikan, sehingga komunikasi akan tidak
lancar.
4. Informasi
penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan, karena asyik membahas
hal-hal yang hanya bersifat pendukung saja, poin-poin yang seharusnya
memperoleh porsi bahasan lebih besar menjadi terabaikan.
B.
Pentingnya
Pengorganisasian yang Baik
Dengan mengatur ide
secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang tersampaikan akan
dapat memuaskan kebutuhan informasi, motivasi maupun praktis bagi audiens.
Mengorganisasi pesan secara baik adalah suatu tantangan bagi komunikator.
Untuk dapat
mengorganisasi pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Subjek
dan tujuan harus jelas.
b. Semua
informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
c. Ide-ide
harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d. Semua
informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun
dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang disampaikan, membantu
audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan mempermudah pekerjaan
komunikator.
C. Pengorganisasian
Pesan-pesan Melalui Outline
1. Mendefinisikan
dan Mengelompokkan Ide-ide
Apabila menyusun pesan
yang panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan. Outline akan membantu
memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Susunan outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok:
a. Mulailah
dengan ide pokok
Ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu
pesan.
b. Nyatakan
poin-poin pendukung yang penting
Poin-poin pendukung akan memperkuat tentang ide-ide pokok yang kita tentukan.
c. Ilustrasi
dengan bukti-bukti
Memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil
dikumpulkan. Semakin banyak
bukti-bukti yang disajikan, outine yang dibuat akan menjadi semakin baik.
2. Menentukan
Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan
urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:
a. Pendekatan
Langsung (deduktif)
Ide pokok muncul paling
awal, kemudian diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya.
b. Pendekatan
Tidak Langsung (induktif)
Bukti-bukti muncul
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.
Kedua pendekatan dasar
tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (me
mo dan surat),
maupun pesan formal (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk memilih diantara
kedua alternatif, harus dianalisis terlebih dahulu bagaimana reaksi audiens
terhadap maksud atau tujuan dan pesan-pesan yang akan disampaikan.
Setelah dianalisis
kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan
umum, maka dapat dipilih
rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:
a. Direct
Request
Direct request dapat
berupa surat maupun memo. Bila para audiens akan menjadi tertarik
atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan permintaan langsung
(direct request). Oleh karena itu, permintaan langsung menggunakan pendekatan
langsung, karena langsung pada poin yang dituju.
b. Pesan-pesan
Rutin, Good News, atau Goodwill
Pesan-pesan rutin, good
news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan pendekatan langsung.
c. Pesan-pesan
Bad News
Pendekatan yang
diterapkan pada pesan bad news adalah pendekatan tidak langsung. Jika mempunyai
berita yang kurang menyenangkan, sebaiknya ditempatkan pada bagian pertengahan surat dengan
menggunakan bahasa yang halus.
d. Pesan-pesan
Persuasif
Bila audiens benar-benar
sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, dapat digunakan
dengan cara yang tidak langsung. Sehingga perlu membuka pikiran audiens dengan
melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
Secara umum, mengorganisasi
laporan dan presentasi secara analitis yang didesain kearah suatu kesimpulan
tertentu, lebih sulit. Manakala tujuannya adalah untuk melakukan kolaborasi
dengan audiens di dalam memecahkan suatu masalah atau melakukan persuasi untuk
suatu tindakan tertentu, harus dipilih suatu rencana organisasional yang
memberikan argumen secara logis.
Langganan:
Postingan (Atom)